Menumbuhkan Budaya Literasi

Saat ini kegiatan di sekolah belum optimal mengembangkan kemampuan literasi
warga sekolah khususnya guru dan siswa. Hal ini disebabkan antara lain oleh minimnya pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta minimnya penggunaan buku-buku di sekolah selain buku-teks pelajaran. Kegiatan membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks pelajaran dan belum melibatkan
jenis bacaan lain.

Penumbuhan budaya literasi di sekolah harus diterapkan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Persiapan
merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi pelaksanaan.
2) Pelaksanaan
merupakan operasionalisasi hal-hal yang telah dipersiapkan.
3) Pemantauan dan evaluasi
merupakan kegiatan untuk mengetahui efektivitas kegiatan literasi yang telah
dilaksanakan.
3) Tindak lanjut merujuk pada hal-hal yang perlu dilakukan selanjutnya.

Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Strategi think-aloud juga perlu diterapkan untuk membunyikan secara lisan apa yang ada di dalam pikiran siswa atau guru pada saat berusaha memahami bacaan, memecahkan masalah, atau mencoba menjawab pertanyaan guru atau siswa lain. Strategi ini dapat membantu siswa memonitor pemahamannya, berpikir tingkat tinggi, dan membentuk karakter. Untuk menerapkan strategi tersebut, kita harus membuat prediksi, peserta didik harus menggunakan informasi yang ada dan kemudian membuat inferensi. Pembaca yang baik membuat prediksi berdasarkan bukti tekstual. Bila kita menggunakan bukti untuk mendukung prediksi, kita dapat menjadi sosok
yang literat. Misalnya dengan membuat pertanyaan :
1) Apa yang terjadi setelah itu?
2) Bukti apa yang kamu gunakan untuk mendukung prediksi?

Peserta didik harus memprediksi apa yang akan terjadi dan mendukung jawabanya dengan menggunakan bukti yang ada di dalam teks. Proses ini melibatkan
keterampilan berpikir yang kritis dan tingkat tinggi.

Dapat pula kita menerapkan strategi kosakata baru, strategi ini dikenalkan dan
didiskusikan dalam proses pembelajaran. Mereka memerlukan banyak kesempatan untuk membaca, menulis dan berlatih menggunakan istilah-istilah baru.
Strategi kosakata ditujukan agar peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan istilah baru,
mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang istilah-istilah umum, meningkatkan pemahaman membaca, meningkatkan pilihan kata yang dapat digunakan untuk menulis, dan
membantu peserta didik mengkomunikasikan ide secara lebih efektif dan akurat.

Dengan membuat peta definisi konsep misalnya digunakan untuk mengenalkan konsep-konsep penting. Ciri-
ciri dan contoh yang dituliskan peserta didik membantu pemahaman istilah baru. Peserta didik
menuliskan sendiri definisinya dengan menggunakan pengalaman, contoh-contoh, dan ciri-ciri yang mereka tuliskan lebih dulu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Puisi] Batu yang Berharga