Ulasan Buku Puisi - Puisi Yang Melepuh di Mataku
Judul : Puisi-Puisi Yang Melepuh di Mataku
ISBN : 978-623-224-013-5
Penulis : Helvy Tiana Rossa
Penerbit : Bitread Publishing (PT Lontar Digital Asia)
Tahun Terbit : 2019
Tebal Buku : 90 Halaman (43 Judul Puisi)
Jenis Cover : Soft Cover
Helvy Tiana Rossa lahir di Medan, 2 April 1970. Beliau menyelesaikan S1 dan S2 di Fakultas Sastra/Fakultas ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Selain dikenal sebagai sastrawan, ia Dosen Fakultas Bahasa dan Seni, UNJ. Helvy menulis 60 buku, antara lain Juragan Haji (Gramedia, 2014), Mata Ketiga Cinta (ANPH, 2012), Tanah Perempuan (Lapena, 2009), dan lain-lain. Beliau sering diundang berbicara serta membacakan karya-karyanya di dalam dan luar negeri. Helvy pernah mendapat 45 penghargaan tingkat Nasional di bidang penulisan dan pemberdayaan masyarakat. Beliau juga mendapat Satyencana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia (2016).
Buku Puisi-Puisi yang Melepuh di Mataku berupa kumpulan dari berbagai puisi yang ditulis Helvy tentang kemanusiaan dan cinta dalam jangka waktu yang berbeda. Saat membaca judulnya, mata pembaca mungkin akan "melepuh" saat membacanya. Buku yang berisi 43 puisi ini menggambarkan cinta dan kasih sayang yang bukan hanya cinta kepada lawan jenis saja, tetapi juga menggambarkan cinta kepada sesama muslim, cinta kepada diri sendiri, dan juga menggambarkan mimpi seorang anak.
Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api
Aku gadis kecil
dari tepi rel kereta api
Orang bilang aku tak punya,
tapi aku kaya dengan membaca
Kutumbuhkan mimpi-mimpi
dari dongeng dan doa ibu
Jelajahi jakarta berbekal
sebungkus kisah dan puisi
menulis itu berbagi
menulis itu berarti
dan membuat kita abadi
Buku buku pun tak lelah
menghapus airmataku,
membuka halamannya sendiri,
menjelma peta ke masa depan
menulis memahat peradaban
Aku gadis kecil
dari tepi rel kereta api
orang bilang aku tak akan bisa
sampai mereka baca namamu
di sana, di mana-mana
(Jakarta, 1982)
Bahasa puisi karya Helvy Tiana Rossa tergolong mudah dipahami, tidak berbelit-belit, dan memiliki makna yang dalam. Puisi Gadis Kecil dari Rel Kereta Api sangat menggambarkan seorang gadis kecil yang bermimpi dari dongeng dan doa ibunya dengan menjelajahi Jakarta berbekal kisah hidupnya dan puisi. Gadis kecil itu tidak menghiraukan perkataan orang-orang yang bilang bahwa ia tak punya, ia tak akan bisa. Tetapi gadis kecil itu membantahnya, ia suka membaca dan menulis yang menurutnya sangat berarti dan membuat abadi. Suatu hari nanti ia akan membuktikan akan terkenal dan penilaian orang-orang tersebut salah.
Banyak puisi-puisi lainnya yang memiliki makna yang dalam, punya pelajaran penting, dan berisi kepedulian terhadap sesama, seperti puisi Untuk Palestina dari Saudaramu Indonesia. Puisi ini menggambarkan dukungan kepada Palestina bahwa kami (Indonesia) selalu mendoakan, selalu bersama, membantu dengan mengirim sebagian rezeki walaupun tidak seberapa dibandingkan dengan derita, dan selalu mendukungmu (Palestina) dari kejahatan teroris zionis Israel. Saat membaca buku puisi ini, pembaca dibuat terbawa oleh suasana menghanyutkan kala itu dengan maknanya yang dalam.
Ada beberapa majas yang terdapat pada buku puisi ini yang sulit untuk dimengerti, tetapi kesulitan ini dapat dikurangi dengan sering membaca KBBI dan saat membaca puisi dilakukan pelan-pelan. Sehingga setiap makna dan pesan yang disampaikan bisa kita pahami dan terima dengan baik. Sudah pasti setiap puisi memiliki keelokannya tersendiri. Seperti puisi-puisi dalam buku Puisi - Puisi Yang Melepuh di Mataku ini.
ISBN : 978-623-224-013-5
Penulis : Helvy Tiana Rossa
Penerbit : Bitread Publishing (PT Lontar Digital Asia)
Tahun Terbit : 2019
Tebal Buku : 90 Halaman (43 Judul Puisi)
Jenis Cover : Soft Cover
Helvy Tiana Rossa lahir di Medan, 2 April 1970. Beliau menyelesaikan S1 dan S2 di Fakultas Sastra/Fakultas ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Selain dikenal sebagai sastrawan, ia Dosen Fakultas Bahasa dan Seni, UNJ. Helvy menulis 60 buku, antara lain Juragan Haji (Gramedia, 2014), Mata Ketiga Cinta (ANPH, 2012), Tanah Perempuan (Lapena, 2009), dan lain-lain. Beliau sering diundang berbicara serta membacakan karya-karyanya di dalam dan luar negeri. Helvy pernah mendapat 45 penghargaan tingkat Nasional di bidang penulisan dan pemberdayaan masyarakat. Beliau juga mendapat Satyencana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia (2016).
Buku Puisi-Puisi yang Melepuh di Mataku berupa kumpulan dari berbagai puisi yang ditulis Helvy tentang kemanusiaan dan cinta dalam jangka waktu yang berbeda. Saat membaca judulnya, mata pembaca mungkin akan "melepuh" saat membacanya. Buku yang berisi 43 puisi ini menggambarkan cinta dan kasih sayang yang bukan hanya cinta kepada lawan jenis saja, tetapi juga menggambarkan cinta kepada sesama muslim, cinta kepada diri sendiri, dan juga menggambarkan mimpi seorang anak.
Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api
Aku gadis kecil
dari tepi rel kereta api
Orang bilang aku tak punya,
tapi aku kaya dengan membaca
Kutumbuhkan mimpi-mimpi
dari dongeng dan doa ibu
Jelajahi jakarta berbekal
sebungkus kisah dan puisi
menulis itu berbagi
menulis itu berarti
dan membuat kita abadi
Buku buku pun tak lelah
menghapus airmataku,
membuka halamannya sendiri,
menjelma peta ke masa depan
menulis memahat peradaban
Aku gadis kecil
dari tepi rel kereta api
orang bilang aku tak akan bisa
sampai mereka baca namamu
di sana, di mana-mana
(Jakarta, 1982)
Bahasa puisi karya Helvy Tiana Rossa tergolong mudah dipahami, tidak berbelit-belit, dan memiliki makna yang dalam. Puisi Gadis Kecil dari Rel Kereta Api sangat menggambarkan seorang gadis kecil yang bermimpi dari dongeng dan doa ibunya dengan menjelajahi Jakarta berbekal kisah hidupnya dan puisi. Gadis kecil itu tidak menghiraukan perkataan orang-orang yang bilang bahwa ia tak punya, ia tak akan bisa. Tetapi gadis kecil itu membantahnya, ia suka membaca dan menulis yang menurutnya sangat berarti dan membuat abadi. Suatu hari nanti ia akan membuktikan akan terkenal dan penilaian orang-orang tersebut salah.
Banyak puisi-puisi lainnya yang memiliki makna yang dalam, punya pelajaran penting, dan berisi kepedulian terhadap sesama, seperti puisi Untuk Palestina dari Saudaramu Indonesia. Puisi ini menggambarkan dukungan kepada Palestina bahwa kami (Indonesia) selalu mendoakan, selalu bersama, membantu dengan mengirim sebagian rezeki walaupun tidak seberapa dibandingkan dengan derita, dan selalu mendukungmu (Palestina) dari kejahatan teroris zionis Israel. Saat membaca buku puisi ini, pembaca dibuat terbawa oleh suasana menghanyutkan kala itu dengan maknanya yang dalam.
Ada beberapa majas yang terdapat pada buku puisi ini yang sulit untuk dimengerti, tetapi kesulitan ini dapat dikurangi dengan sering membaca KBBI dan saat membaca puisi dilakukan pelan-pelan. Sehingga setiap makna dan pesan yang disampaikan bisa kita pahami dan terima dengan baik. Sudah pasti setiap puisi memiliki keelokannya tersendiri. Seperti puisi-puisi dalam buku Puisi - Puisi Yang Melepuh di Mataku ini.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dan berpendapat !